Helen Keller :
Suara Dari Keajaiban
Pada suatu sore bulan Maret yang sangat
dingin, saya pulang ke hotel dari Library Of Congress di Wanhington, D. C.
Angin dan suhu rendah tidak mengggangggu saya. Saya membuat penemuan hari itu
sehingga adrenalin saya berada di titik puncak. Ketika mengerjakan sebuah
proyek lainnya di divisi manuskrip, saya kebetulan melihat referensi surat dari
dan tentang hellen keller pada koleksi Alexander Graham Bell, saya mulai
memperhatikan kertas-kertas itu dan saya tertarik dengan kertas-kertas itu. Ini
adalah surat-surat yang ditulis oleh orang-orang seperti Annie Sulivan Macy dan
Alexander Graham Bell, yang isinya mengenai Helen. Surat-surat ini saya yakin,
menggambarkan pandangan yang unik dan penting mengenai Helen dan pengalaman
hidupnya.
Saya memperlihatkan surat-surat itu
dengan sangat antusias pertama-tama pada kolega saya, dr, burton blatt burt
membaca surat-surat itu, seperti biasa dia menghadapi hampir segala sesuatu,
dengan semangat dan penuh perhatian. Ia menulis sebuah artikel dengan
menggunakan beberapa surat-surat, yang diterbitkan tak lama sebelum ia
meninggal (Blatt, 1985). Dengan Brut Blatt dalam kenangan, saya ingin berbagi
hal-hal berikut ini. Helen Keller di lahirkan di Tuscumbia, Alabama, pada tahun
1880. Ayahnya, Arthur. H Keller, adalah seorang veteran perang sipil dan
menerbitkan surat kabar mingguan kecil. Ibunya, Kate Adam, jauh lebih muda
dibanding ayahnya berasal dari Mephis. Ia adalah kerabat keluarga Adam yang
terkenal dan berpengaruh dari New Englan.
Pada usia 19 bulan, Helen menderita
sakit berat, sakit akut yang menyebabkan tuli dan buta akibatnya, ia tak mampu
mengembangkan bahasa lisan. Cacat itu menyebabkan kesulitan yang besar bagi
keluarga Keller yang mengurusnya.
Ketika berusia 6 tahun, ayahnya membawa
dia menjumpai Alexander Graham Bell. Dia dikenal atas perhatiannya dalam
pendidikan anak dengan gangguan pendengaran, mereka berharap dia dapat memberi
saran apa yang harus dilakukan bagi Hellen dan kemana meminta bantuan. Dia
menyarankan menghubungi Perkins Instution dekat Boston. Mereka menghubungi.
Direktur Perkins yang segera merekomendasikan seorang lulusan baru, Anis Sulivan,
sebagai guru bagi Hellen (lihat bab 7-Peny.)
Pada tanggal 29 November 1989, kapten
Arthur Keller menulis surat kepada Alexander Graham Bell:
Dengan
Hormat,
Betapa
anda sangat baik kepada anak kecil saya yang tuli, bisu dan buta ketika berada
di New York musim semi yang lalu, betapa perhatannya terhadapnya anda ungkapkan
atas dirinya, hingga kami senang memberi tahu kemajuannya dalam belajar yang
sangat fenomenal.
Pada
akhir maret saya menjaminpengajaran dari nona Ani Sulivan, seorang lulusan dari
Perkins Instution di Boston, yang mulai sekolah saat tuna netra, dan matanya
sembuh dengan operasi tahun lalu. Dalam sebuah ini Helen kecil belajar mengeja
sekitar 400an kata dan kurang dari 3 bulan dapat menulis surat tanpa bantuan
siapa pun. Dia menguasai huruf Braile yang merupakan huruf khusus bagi orang
tuna netra yang memungkinkan mereka membaca apa yang telah ditulis. Dia juga
menguasai penjumlahan, perkalian, dan pembagian, serta berkembang dengan baik
dalam menguasai geografi.
Nona
Sulivan telah mengirim Prof. Anagnos Sketsa singkat mengenai kehidupan Helen
dan kemajuan dalam masa pembelajarannya yang akan muncul dalam laporan tahunan
Perkins Institution.
Saya
kirim foto Helen dan gurunya serta contoh tulisannya. Saya percaya anda akan
senang mendengar kabar tentang gadis kecil ini.
Salam
hormat,
A.
H. Keller
Dengan segera berita ini mengenai
pencapaian-pencapaian Helen dan Ani menyebar luas. Mereka menjadi terkenal
dalam waktu yang singkat. Pada tahun 1888 Helen menjadi seorang siswa di
Perkins, kebanyakan metode pengajarannya dibuat oleh Ani Sulivan. Tentu saja di
Boston mereka lebih menjadi pusat perhatian public dibanding yang mereka
dapatkan di Tuscumbia.
Diantara surat-surat dalam koleksi
Alexander Graham Bell di Library of Congress terdapat transkip tulisan tangan
percakapan antara Helen dan Alexander Graham Bell. Percakapan ini dilakukan
sebagai bagian dari petunjuk public. Dalam beberapa hal, ini adalah contoh yang
menakjubkan dan pikiran seorang anak beusia 9 tahun, yang dua tahun sebelumnya
hampir terkucilkan dari dunia sekitarnya.
Berikut ini percakapan anatar Bell dan
Helen di Perkins Institution in South Boston pada tanggal 7 Mei 1890.
Anda
tahun apa itu awan?
Hujan
Apa
itu hujan?
Lembab
Dari
mana asalnya hujan?
Dari
lautan
Dari
laut! Bagaimana caranya?
Turun
ke bawah
Bagaimana
cara dia datang dari lautan?
Naik
Apa
yang membuatnya naik?
Gelombang-matahari
dan ombak
Pernah
ke laut?
Ya,
saya naik steam boat ke Plymouth, lautan sangat besar dan dalam
Apa
menurutmu angina itu?
Saya
piker angina tidak selembut angina sepoi-sepoi
Ini
adalah pertanyaan sulit. Apa itu pikiran?
Ketika
kita melakuakan kesalahan, kita mengatakan saya piker itu benar
Apakah
anda sedang berfikir sekarang?
Saya
sedang berusaha berfikir, kadang-kadang kita memikirkan mengenai sesuatu di
kepala kita.
Apakah
pikiran itu di dalam kepala anda?
Ya
Di
mana pikiran itu?
(Helen
menggambarkan bagan muka dan kepalanya kemudian berkata, Pikiran). Kepala saya
penuh dengan pikiran..
Helen dan Annie menetap di Parkins
selama 6 tahun. Kemudian mereka pindah ke New York agar Helen dapat masuk
Wright-Humason School, sebuah sekolah yang didirikan untuk memberikan
pengajaran bahasa lisan bagi anak-anak tuna rungu. Tujuan dari kepindahan ini
nampaknya untuk meningkatkan kemampuan bahasa Helen. Biaya hidup Annie dan
Helen, dan biaya perkuliahan Helen, ditanggung oleh seorang milyuner gula, John
Spaudling. Kehadirannya di sekolah itu tidak disambut dengan antusias oleh
Bell, yang mempunyai ide lain paling tepat bagi Helen. Pada surat tertanggal 20
Juli 1894, dia memngungkapkan pendapatnya tentang rencana pembelajaran terbaik
bagi Helen.
Yth.
Mayor Keller,
Mohon
maaf karena tidak menulis kepada Anda sebelumnya mengenai Helen, tapi saya
tidak mau mengajukan usul apapun sebelum saya mempunyai kesempatan untuk
berbicara dengan Helen sendiri dan dengan Nona Sullivan.
Saya
meragukan saran untuk mengirimnya ke sekolah penyandang tunarungu, karena ia
sudah jauh lebih maju daripada murid kami yang manapun. Ia akan merugia di
sekolah untuk para penyandang tunarungu dan tunanetra sama seperti di sekolah
biasa, karena ia membutuhkan untuk gadis-gadis yang bisa mendengar dan melihat?
-Alexander
Graham Bell-
Meskipun
Bell tidak mendukung gagasan agar Helen pergi ke sekolah untuk anak-anak
tunarungu, sekali keputusan dibuat ia terus menjadi sumber pengobaran semangat
dan dorongan. Helen mem[unyai hubungan dekat dengan Nyonya Bell dan dengan
anak-anak keluarga Bell. Menulis kepada Nyonya Bell pada 2 Desember 1895, dari
New York, Helen menggambarkan kemajuannya di sekolah, sebagai berikut:
Yang
terhormat Nyonya Bell,
Saya
baru saja tahu bahwa guru saya telah
menulis surat kepada Anda dank arena saya punya waktu sangat sedikit, saya
piker saya akan menulis surat kepada Anda.
Saya
sangat sering memikirkan Anda dan yang terhormat Pak Bell selama berbulan-bulan
berpisah sejak kita saling berjumpa…saya sedang belajar bahasa Perancis tahun
ini, saya sempat menyukainya. Saya sangat berharap punya seorang guru bahasa
Perancis segera, kemudian saya akan belajar berbicara juga menulis bahasa
Perancis. Selain bahasa Perancis dan Jerman, saya belejar Geografik Fisik,
Aritmatika, Voice-Training dan Lip Reading. Anda tahu betapa sibuknya saya! Kadang-kadang
saya merasa kewalahan ketika berfikir betapa luas pikiran bagi ilmu pengetahuan
di dunia ini! Nampaknya seolah-olah beratnya akan menghancurkan diri saya:
namun ketika saya ingat orang besar yang pikirannya telah jatuh ke dalam
pikiran yang gelap, dan dibawa kembali lagi oleh kita mutiara-mutiara kebenaran
yang sangat berharga yang kita sebut ilmu oengetahuan, saya mulai merenungkan
pikiran kita seluas dunia, dan saya merasa terdorong. Geografi Fisik merupakan
salah satu pelajaran kesukaan saya. Sednagkan artimatika, saya tidak
menyukainya, mungkin Anda juga tahu: namun saya mulai lebih menyukainya selagi
saya berusaha. Musuh saya dalam Lip Reading dan Voice Training masih menyerang
saya cukup berat, dan saya harus waspada agar supaya…
Saya
harap Anda dan Pak Bell baik-baik saja dan bahagia. Bagaimana keadaan mesin
terbangnya? Dapatkan dia menerbangkannya? Salam dari saya untuknya dan
anak-anak Anda.
Salam
teman kecil Anda
Helen
Keller
Pada saat 1896, nasihat awal Dr. Bell
mengenai oendidikan Helen mulai diperhatikan. Musim gugur itu dia mulai
didaftarkan di skeolah untuk para gadis di Cambridge untuk mempersiapkan diri
memasuki Radcliffe Collagee. Sekali lagi, bantuan finansial maupun persahabatan
datangnya dari Bell. Di dalam surat tertanggal 3 September, ia menyatakan
apresiasi dan membagi duka cita pribadi bersamanya.
Yth.
Tuan Bell,
Tuan
Warner telah menyampaikan check Anda sebesar $400 kepada guru, dan saya akan
menulis langsung kepada Anda karena saya ingin mengucapkan terimakasih saya
atas kebaikan Anda.
Saya
ingin menulis surat yang panjang dan menyenagkan, dan memberitakan kepada Anda
segala sesuatu mengenai liburan kami di tepi pantai, dan rencana kami untuk
tahun depan, tetapi hati saya terlalu sedih untuk terus memikirkan kebahagiaan
yang diberikan musim panas kepada saya, akan tentang prospek-prospek cerah yang
menunggu saya di Cambridge. Ayah saya telah meninggal. Ia meninggal hari Sabtu
lalu di Tuscumbia, dan saya tidak berada disana. Ayah saya yang terkasih. Oh sahabatku,
bagaimana saya harus menunggunya! Tampak seolah-olah sebuah awan gelap yang besar
telah menimpa hidup saya yang akan selalu menghambat kecerahan segala sesuatu. Betapa
anehnya. Syaa tidak pernah tahu betapa besar kasih saying saya terhadap ayah
sampai saya sadari bahwa saya telah kehilangan dia. Saya piker kita tidak
mengetahui kedalaman kasih saying di hati kita sampai terjadi suatu kesedihan
yang amat sangat, baru kita sadari edikit tentang bagaimana kasih Allah
terhadap kita.
Sampaikan
kasih saying saya kepada Nyonya Bell, Elsie, dan Daisy. Guru juga menyampaikan
salamnya kepada kalian semua.
Salam
manis dari teman kalian,
Helen
Combridge School dikepalai oleh Arthur
Gilman. Setelah hanya 9 bulan belajar di sana, Helen lulus tes-tes pertama
sebagai surat unuk diterima di Radcliffe. Annie merasa bahwa Helen dapat
menyelesaikan tes-tes lainnya dalam masa dua tahun. Gilam menyatakan bahwa ini
merupakan schedule yang terlalu banyak menuntut. Ini menjadi titik awal dari
suatu perpecahan kekuasaan antara dirinya dan Annie yang menyebabkan Helen dan
Annie meninggalkan Cambridge School. Mereka pindah ke rumah pertanian seorang
teman Wrentham Massachusetts, dan Helen bekerja dengan tutor pribadi selama dua
tahun berikutnya…
Selected
Conditional of the Outher, Middle, and Inner Ears
Outher Ear
|
Middle Ear
|
Inner Ear
|
(acute)
external atitis
|
tympanic
membrane perforation
|
vestibular
schwannoma
|
infection
|
discontinuity
of ossicular chain
|
diabetes
|
injuries
|
otosclerosis
|
facial nerve
disorder
|
carcinoma of
external ear
|
malleus
fixation
|
miniere's
disease
|
cysts
|
Eustachian tube
dysfunction
|
noise-induced
hearing loss/noise trauma
|
tumors
|
otitis media
|
ototoxicity
|
collapsing ear
canal
|
barotrauma
|
prsbycusis
|
cerumen (wax)
|
glomus
jugulare tumor
|
head trauma
(concussion, temporal bone fracture)
|
stenosis
|
||
atresia/microtia
|
||
otalgia
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar