Senin, 08 Mei 2017

HELEN KELLER

Helen Keller : Suara Dari Keajaiban

Pada suatu sore bulan Maret yang sangat dingin, saya pulang ke hotel dari Library Of Congress di Wanhington, D. C. Angin dan suhu rendah tidak mengggangggu saya. Saya membuat penemuan hari itu sehingga adrenalin saya berada di titik puncak. Ketika mengerjakan sebuah proyek lainnya di divisi manuskrip, saya kebetulan melihat referensi surat dari dan tentang hellen keller pada koleksi Alexander Graham Bell, saya mulai memperhatikan kertas-kertas itu dan saya tertarik dengan kertas-kertas itu. Ini adalah surat-surat yang ditulis oleh orang-orang seperti Annie Sulivan Macy dan Alexander Graham Bell, yang isinya mengenai Helen. Surat-surat ini saya yakin, menggambarkan pandangan yang unik dan penting mengenai Helen dan pengalaman hidupnya.
Saya memperlihatkan surat-surat itu dengan sangat antusias pertama-tama pada kolega saya, dr, burton blatt burt membaca surat-surat itu, seperti biasa dia menghadapi hampir segala sesuatu, dengan semangat dan penuh perhatian. Ia menulis sebuah artikel dengan menggunakan beberapa surat-surat, yang diterbitkan tak lama sebelum ia meninggal (Blatt, 1985). Dengan Brut Blatt dalam kenangan, saya ingin berbagi hal-hal berikut ini. Helen Keller di lahirkan di Tuscumbia, Alabama, pada tahun 1880. Ayahnya, Arthur. H Keller, adalah seorang veteran perang sipil dan menerbitkan surat kabar mingguan kecil. Ibunya, Kate Adam, jauh lebih muda dibanding ayahnya berasal dari Mephis. Ia adalah kerabat keluarga Adam yang terkenal dan berpengaruh dari New Englan.
Pada usia 19 bulan, Helen menderita sakit berat, sakit akut yang menyebabkan tuli dan buta akibatnya, ia tak mampu mengembangkan bahasa lisan. Cacat itu menyebabkan kesulitan yang besar bagi keluarga Keller yang mengurusnya.
Ketika berusia 6 tahun, ayahnya membawa dia menjumpai Alexander Graham Bell. Dia dikenal atas perhatiannya dalam pendidikan anak dengan gangguan pendengaran, mereka berharap dia dapat memberi saran apa yang harus dilakukan bagi Hellen dan kemana meminta bantuan. Dia menyarankan menghubungi Perkins Instution dekat Boston. Mereka menghubungi. Direktur Perkins yang segera merekomendasikan seorang lulusan baru, Anis Sulivan, sebagai guru bagi Hellen (lihat bab 7-Peny.)
Pada tanggal 29 November 1989, kapten Arthur Keller menulis surat kepada Alexander Graham Bell:

Dengan Hormat,
Betapa anda sangat baik kepada anak kecil saya yang tuli, bisu dan buta ketika berada di New York musim semi yang lalu, betapa perhatannya terhadapnya anda ungkapkan atas dirinya, hingga kami senang memberi tahu kemajuannya dalam belajar yang sangat fenomenal.
Pada akhir maret saya menjaminpengajaran dari nona Ani Sulivan, seorang lulusan dari Perkins Instution di Boston, yang mulai sekolah saat tuna netra, dan matanya sembuh dengan operasi tahun lalu. Dalam sebuah ini Helen kecil belajar mengeja sekitar 400an kata dan kurang dari 3 bulan dapat menulis surat tanpa bantuan siapa pun. Dia menguasai huruf Braile yang merupakan huruf khusus bagi orang tuna netra yang memungkinkan mereka membaca apa yang telah ditulis. Dia juga menguasai penjumlahan, perkalian, dan pembagian, serta berkembang dengan baik dalam menguasai geografi.
Nona Sulivan telah mengirim Prof. Anagnos Sketsa singkat mengenai kehidupan Helen dan kemajuan dalam masa pembelajarannya yang akan muncul dalam laporan tahunan Perkins Institution.
Saya kirim foto Helen dan gurunya serta contoh tulisannya. Saya percaya anda akan senang mendengar kabar tentang gadis kecil ini.
Salam hormat,

A. H. Keller

Dengan segera berita ini mengenai pencapaian-pencapaian Helen dan Ani menyebar luas. Mereka menjadi terkenal dalam waktu yang singkat. Pada tahun 1888 Helen menjadi seorang siswa di Perkins, kebanyakan metode pengajarannya dibuat oleh Ani Sulivan. Tentu saja di Boston mereka lebih menjadi pusat perhatian public dibanding yang mereka dapatkan di Tuscumbia.
Diantara surat-surat dalam koleksi Alexander Graham Bell di Library of Congress terdapat transkip tulisan tangan percakapan antara Helen dan Alexander Graham Bell. Percakapan ini dilakukan sebagai bagian dari petunjuk public. Dalam beberapa hal, ini adalah contoh yang menakjubkan dan pikiran seorang anak beusia 9 tahun, yang dua tahun sebelumnya hampir terkucilkan dari dunia sekitarnya.
Berikut ini percakapan anatar Bell dan Helen di Perkins Institution in South Boston pada tanggal 7 Mei 1890.
Anda tahun apa itu awan?
Hujan

Apa itu hujan?
Lembab

Dari mana asalnya hujan?
Dari lautan

Dari laut! Bagaimana caranya?
Turun ke bawah

Bagaimana cara dia datang dari lautan?
Naik

Apa yang membuatnya naik?
Gelombang-matahari dan ombak

Pernah ke laut?
Ya, saya naik steam boat ke Plymouth, lautan sangat besar dan dalam

Apa menurutmu angina itu?
Saya piker angina tidak selembut angina sepoi-sepoi

Ini adalah pertanyaan sulit. Apa itu pikiran?
Ketika kita melakuakan kesalahan, kita mengatakan saya piker itu benar

Apakah anda sedang berfikir sekarang?
Saya sedang berusaha berfikir, kadang-kadang kita memikirkan mengenai sesuatu di kepala kita.

Apakah pikiran itu di dalam kepala anda?
Ya

Di mana pikiran itu?
(Helen menggambarkan bagan muka dan kepalanya kemudian berkata, Pikiran). Kepala saya penuh dengan pikiran..

Helen dan Annie menetap di Parkins selama 6 tahun. Kemudian mereka pindah ke New York agar Helen dapat masuk Wright-Humason School, sebuah sekolah yang didirikan untuk memberikan pengajaran bahasa lisan bagi anak-anak tuna rungu. Tujuan dari kepindahan ini nampaknya untuk meningkatkan kemampuan bahasa Helen. Biaya hidup Annie dan Helen, dan biaya perkuliahan Helen, ditanggung oleh seorang milyuner gula, John Spaudling. Kehadirannya di sekolah itu tidak disambut dengan antusias oleh Bell, yang mempunyai ide lain paling tepat bagi Helen. Pada surat tertanggal 20 Juli 1894, dia memngungkapkan pendapatnya tentang rencana pembelajaran terbaik bagi Helen.

Yth. Mayor Keller,
Mohon maaf karena tidak menulis kepada Anda sebelumnya mengenai Helen, tapi saya tidak mau mengajukan usul apapun sebelum saya mempunyai kesempatan untuk berbicara dengan Helen sendiri dan dengan Nona Sullivan.
Saya meragukan saran untuk mengirimnya ke sekolah penyandang tunarungu, karena ia sudah jauh lebih maju daripada murid kami yang manapun. Ia akan merugia di sekolah untuk para penyandang tunarungu dan tunanetra sama seperti di sekolah biasa, karena ia membutuhkan untuk gadis-gadis yang bisa mendengar dan melihat?
-Alexander Graham Bell-
Meskipun Bell tidak mendukung gagasan agar Helen pergi ke sekolah untuk anak-anak tunarungu, sekali keputusan dibuat ia terus menjadi sumber pengobaran semangat dan dorongan. Helen mem[unyai hubungan dekat dengan Nyonya Bell dan dengan anak-anak keluarga Bell. Menulis kepada Nyonya Bell pada 2 Desember 1895, dari New York, Helen menggambarkan kemajuannya di sekolah, sebagai berikut:
Yang terhormat Nyonya Bell,
Saya baru saja tahu  bahwa guru saya telah menulis surat kepada Anda dank arena saya punya waktu sangat sedikit, saya piker saya akan menulis surat kepada Anda.
Saya sangat sering memikirkan Anda dan yang terhormat Pak Bell selama berbulan-bulan berpisah sejak kita saling berjumpa…saya sedang belajar bahasa Perancis tahun ini, saya sempat menyukainya. Saya sangat berharap punya seorang guru bahasa Perancis segera, kemudian saya akan belajar berbicara juga menulis bahasa Perancis. Selain bahasa Perancis dan Jerman, saya belejar Geografik Fisik, Aritmatika, Voice-Training dan Lip Reading. Anda tahu betapa sibuknya saya! Kadang-kadang saya merasa kewalahan ketika berfikir betapa luas pikiran bagi ilmu pengetahuan di dunia ini! Nampaknya seolah-olah beratnya akan menghancurkan diri saya: namun ketika saya ingat orang besar yang pikirannya telah jatuh ke dalam pikiran yang gelap, dan dibawa kembali lagi oleh kita mutiara-mutiara kebenaran yang sangat berharga yang kita sebut ilmu oengetahuan, saya mulai merenungkan pikiran kita seluas dunia, dan saya merasa terdorong. Geografi Fisik merupakan salah satu pelajaran kesukaan saya. Sednagkan artimatika, saya tidak menyukainya, mungkin Anda juga tahu: namun saya mulai lebih menyukainya selagi saya berusaha. Musuh saya dalam Lip Reading dan Voice Training masih menyerang saya cukup berat, dan saya harus waspada agar supaya…
Saya harap Anda dan Pak Bell baik-baik saja dan bahagia. Bagaimana keadaan mesin terbangnya? Dapatkan dia menerbangkannya? Salam dari saya untuknya dan anak-anak Anda.

Salam teman kecil Anda

Helen Keller

Pada saat 1896, nasihat awal Dr. Bell mengenai oendidikan Helen mulai diperhatikan. Musim gugur itu dia mulai didaftarkan di skeolah untuk para gadis di Cambridge untuk mempersiapkan diri memasuki Radcliffe Collagee. Sekali lagi, bantuan finansial maupun persahabatan datangnya dari Bell. Di dalam surat tertanggal 3 September, ia menyatakan apresiasi dan membagi duka cita pribadi bersamanya.
Yth. Tuan Bell,
Tuan Warner telah menyampaikan check Anda sebesar $400 kepada guru, dan saya akan menulis langsung kepada Anda karena saya ingin mengucapkan terimakasih saya atas kebaikan Anda.
Saya ingin menulis surat yang panjang dan menyenagkan, dan memberitakan kepada Anda segala sesuatu mengenai liburan kami di tepi pantai, dan rencana kami untuk tahun depan, tetapi hati saya terlalu sedih untuk terus memikirkan kebahagiaan yang diberikan musim panas kepada saya, akan tentang prospek-prospek cerah yang menunggu saya di Cambridge. Ayah saya telah meninggal. Ia meninggal hari Sabtu lalu di Tuscumbia, dan saya tidak berada disana. Ayah saya yang terkasih. Oh sahabatku, bagaimana saya harus menunggunya! Tampak seolah-olah sebuah awan gelap yang besar telah menimpa hidup saya yang akan selalu menghambat kecerahan segala sesuatu. Betapa anehnya. Syaa tidak pernah tahu betapa besar kasih saying saya terhadap ayah sampai saya sadari bahwa saya telah kehilangan dia. Saya piker kita tidak mengetahui kedalaman kasih saying di hati kita sampai terjadi suatu kesedihan yang amat sangat, baru kita sadari edikit tentang bagaimana kasih Allah terhadap kita.
Sampaikan kasih saying saya kepada Nyonya Bell, Elsie, dan Daisy. Guru juga menyampaikan salamnya kepada kalian semua.
Salam manis dari teman kalian,
Helen
Combridge School dikepalai oleh Arthur Gilman. Setelah hanya 9 bulan belajar di sana, Helen lulus tes-tes pertama sebagai surat unuk diterima di Radcliffe. Annie merasa bahwa Helen dapat menyelesaikan tes-tes lainnya dalam masa dua tahun. Gilam menyatakan bahwa ini merupakan schedule yang terlalu banyak menuntut. Ini menjadi titik awal dari suatu perpecahan kekuasaan antara dirinya dan Annie yang menyebabkan Helen dan Annie meninggalkan Cambridge School. Mereka pindah ke rumah pertanian seorang teman Wrentham Massachusetts, dan Helen bekerja dengan tutor pribadi selama dua tahun berikutnya…

Selected Conditional of the Outher, Middle, and Inner Ears

Outher Ear
Middle Ear
Inner Ear
(acute) external atitis
tympanic membrane perforation
vestibular schwannoma
infection
discontinuity of ossicular chain
diabetes
injuries
otosclerosis
facial nerve disorder
carcinoma of external ear
malleus fixation
miniere's disease
cysts
Eustachian tube dysfunction
noise-induced hearing loss/noise trauma
tumors
otitis media
ototoxicity
collapsing ear canal
barotrauma
prsbycusis
cerumen (wax)
glomus jugulare tumor
head trauma (concussion, temporal bone fracture)
stenosis

atresia/microtia

otalgia